Demo
Akbar pada hari Kamis tanggal 24 Muharam 1435 H / 28 November 2013
rupanya memberikan dampak yang beragam. Umat Islam dari berbagai
golongan, latar belakang, tempat asal serta tempat tinggal (domisili),
berdatangan ke Padang. Tujuan mereka hanya satu yakni menolak kehadiran
Pengusaha Nasrani yang juga seorang penginjil ini.
Kemungkinan
sebagian dari mereka tidak mengetahui atau memahami dengan baik perihal
akar permasalahan yang sedang diperselisihkan. Hanya sebagian yang tahu
siapa itu JTR, apa itu Siloam, seperti apa Kristenisasi yang terjadi di
Sumatera Barat dan Ranah Minang, apa keterkaitan antara JTR-Siloam-LIPPO
Grup-Kristen Evangelis-Jaringan Bisnis para Taipan-Penguasaan Media,
dan lain sebagainya.
Namun bukan berarti sebagian dari pengunjuk
rasa ini hanya ikut-ikutan saja. Tidak engku dan encik sekalian. Mungkin
engku dan encik yang berfaham SEPILIS berpandangan bahwa mereka adalah
korban propaganda Kaum Fanatik. Sekarang kami coba bertanya “Siapakah
selama ini yang menguasai media dan berusaha mengendalikan dan
menyesatkan Opini Publik!?”
Terdapat
getaran halus dalam hati setiap muslim yang akan bereaksi apabila
mereka merasakan ancaman terhadap agama, adat, dan tanah leluhur mereka.
Semangat jihad akan langsung berkobar, Si Lemah akan menjadi Kuat, Si
Pandir akan menjadi Pandai, orang tua renta akan menjadi muda kembali.
Seperti kisah yang dituturkan oleh salah seorang satgas demo. Dimana
engku ini mengisahkan perihal seorang nenek-nenek yang datang dikawani
cucu beliau untuk ikut serta berdemo. Walau sudah ditegah karena panitia
khawatir dengan kesehatan serta keselamatan Sang Nenek, namun beliau
bersikeras "Disisa umur nenek ini...inilah yang dapat nenek sedekahkan
untuk agama kita..." ujar Sang Nenek..
Subhanallah..
Satu
hal yang kami takutkan ialah tatkala kami menyadari bahwa kami benar
akan beberapa perkiraan (prediksi) mengenai sesuatu hal. Sebut saja
bahwa kami telah mengira mengenai sikap dan pandangan orang-orang pada
suatu Bandar utama di Minangkabau. Ada beberapa perkiraan kami mengenai
mereka ini:
- Sebagian penduduk di Bandar tersebut telah jauh dari adat. Ketika ditanya “Apakah engku orang Minangakabau?” mereka menjawab “iya”. Ketika ditanya balik “Bersukukan apakah engku ini?” yang ditanya diam “Kamanakan Datuak apakah engku ini?” yang ditanya malah memperlihatkan tatapan aneh. Sudah banyak kejadian serupa itu yang kami dapati, tidak hanya di bandar ini namun pada tempat-tempat lain di Alam Minangkabau ini.
- Kemudian apabila dilihat dari gaya hidup masyarakatnya, sungguh mengherankan. Di beberapa Bandar di Minangkabau ini pada pukul sembilan sudah lengang sedangkan di Bandar ini justeru semakin malam semakin semarak (serupa dengan bandar-bandar besar lainnya). Banyak perempuan-perempuan yang berkeliaran pada malam hari di Bandar ini, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa. Pernah dahulu ada keinginan dari beberapa orang anggota dewan di Bandar tersebut yang hendak mengeluarkan Perda pelarangan keluar malam bagi perempuan. Perda tersebut langsung ditentang dan digagalkan oleh orang-orang yang mengaku intelek serta pembela HAM.
- Pernah salah satu koran setempat membuat suatu laporan khusus mengenai kehidupan malam di Bandar tersebut. Sungguh mencengangkan, perzinahan, minuman tuak, serta berjudi sudah menjadi hal yang biasa. Pernah juga tersingkap beberapa masa yang silam kejadian Penari Telanjang pada salah satu kafe/pub/bar/diskotek atau entah apa itu namanya. Hingga kini kami belum tahu bagaimana perkembangan kasusnya. Bahkan pada satu titik tempat para Lonte biasa mangkal dikabarkan tak pernah sepi “Tatkala gempa beberapa tahun yang silam, pada malam gempa terjadilah tempat itu lengang, malam berikutnya para Lonte itu telah kembali beropeasi. Na’uzubillah..”
- Hanya di Bandar inilah berlaku suatu keadaan yang ganjil, membuat pening kepala, serta geram hati ini dibuatnya dimana seorang Kafir diangkat menjadi Penghulu oleh sekelompok datuk di bandar ini. Sungguh sudah terbalik dunia ini agaknya..
- Berbagai kasus perzinahan sudah menjadi lazim dikalangan bujang dan gadis di bandar ini. Mulai dari SMP hingga anak Kuliah pernah merasakan nikmatnya dunia yang satu ini.
Demikianlah kesimpulan kami untuk
sementara ini engku dan encik sekalian. Orientasi sebagian dari generasi
muda di bandar ini ialah Jakarta, gaya hidup Jakarta, Jakarta Life
Style. Oleh karena itu mereka sudah tak sabar menanti ada orang yang
akan mengubah kota mereka nan buruk ini menjadi sebuah kota yang moderen
dan gemerlap.
Sebuah
bandar dimana mereka dapat berjalan naik angkutan masal yang keren
serupa di filem-filem. Atau sarapan pagi di suatu kafe atau menggenggam
makanan cepat saji di tangan yang satu serta menyeruput segelas kopi di
tangan yang lain. Tengah harinya lunch di restoran terkenal atau
pada sebuah kafe di mall. Petang hari sepulang kerja mangkal di tempat
keren bersama kekasih hati sambil mendengar lantuna musik dari penyanyi
kafe. Malamnya makan malam di sebuah kafe atau di klub malam, kemudian
melanjutkan dengan menghabiskan malam dalam hentakan musik di diskotik.
Atau
bagi mereka yang bekerja lembur mereka dapat memesan makanan cepat saji
pada salah satu gerai di bandar tersebut. Persis seperti yang mereka
lihat di filem-filem dan sinetron atau mereka dengar dari beberapa orang
kawan mereka yang bekerja pada salah satu kota besar di republik ini.
Duhai manisnya..
Itulah mimpi mereka dan mereka sangat marah
sekali tatkala mimpi mereka yang sudah hampir menjadi kenyataan rupanya
diganggu dan berusaha digagalkan oleh sekelompok fanatik yang bergerak
atas dasar agama.
“Cis.. dasar munafik, padahal dibalik janggut
panjang, gamis dalam, serta jilbab lebar mereka itu tersimpan keinginan
yang sama. Menikmati hidup, bersenang-senang, kalau mereka hendak jujur,
namun tidak sebab mereka para Fanatik Munafik..!” begitulah kira-kira
kata mereka.
Telah banyak kami dengar dan telah pula kami
coba-coba melihat-lihat keadaan kehidupan malam di bandar tersebut.
Na’uzubillah, sungguh menggenaskan untuk daerah seperti Sumatera Barat.
Cukup Bandar ini sajalah yang rusak, jangan sampai hendaknya ke
bandar-bandar yang lain di Minangkabau ini. Tak perlu pula kiranya kami
sebutkan satu-persatu lokasi dan jenis tempat hiburan tersebut.
Benar
apa yang dikatakan beberapa orang penentang demo ini di Bandar tersebut
“Yang ikut berdemo beberapa hari yang lalu itu sebagian ada yang
berasal bukan dari Bandar ini. Jadi tidak benar apabila mereka membawa
aspirasi penduduk di bandar ini. Penduduk Bandar ini justeru diam dan
tenang-tenang saja karena kami merupakan orang-orang yang penuh
TOLERANSI..”
Benar, Bandar ini telah Jatuh ke Tangan Para Sepilis.
Akankah kita biarkan begitu saja atau kita selamatkan penduduk Bandar
ini. Serta kita rebut kembali Bandar ini dari tangan para Munafik dan
Orang-orang Kafir itu. Bandar ini hanyalah permulaan, sasaran mereka
berikutnya ialah bandar-bandar lain serta kawasan lain di Alam
Minangkabau ini. Masalah yang terjadi di Bandar tersebut bukan hanya
urusan dan milik dari penduduk dari Bandar tersebut. Melainkan juga
merupakan urusan kita semua Anak Minangkabau. Kita orang Minangkabau
terlalu cerdik untuk dapat dikota-kotakkan serupa itu.
Sama
seperti seruan salah seorang Kaum Munafik beberapa masa yang dahulu
“Urusan yang menimpa Palestina, Irak, Afganistan, dan lain-lain negeri
itu ialah urusan dalam negeri mereka. Kita tak usah turut campur. Masih
banyak yang perlu kita urus dalam negara ini. Mengurus negara sendiri
tidak becus, apatah ini mengurus negara lain..”
Sungguh geram dan
panas hati kami tatkala mendengar pernyataan kurang ajar tersebut.
Tengok sajalah, suatu masa kelak akan kita balas mereka itu, Insya
Allah..
No comments:
Post a Comment