Thursday, December 12, 2013

Bandar yang telah jatuh

Ilustrasi gambar: InternetIlustrasi gambar: Internet
Demo Akbar pada hari Kamis tanggal 24 Muharam 1435 H / 28 November 2013 rupanya memberikan dampak yang beragam. Umat Islam dari berbagai golongan, latar belakang, tempat asal serta tempat tinggal (domisili), berdatangan ke Padang. Tujuan mereka hanya satu yakni menolak kehadiran Pengusaha Nasrani yang juga seorang penginjil ini.

Kemungkinan sebagian dari mereka tidak mengetahui atau memahami dengan baik perihal akar permasalahan yang sedang diperselisihkan. Hanya sebagian yang tahu siapa itu JTR, apa itu Siloam, seperti apa Kristenisasi yang terjadi di Sumatera Barat dan Ranah Minang, apa keterkaitan antara JTR-Siloam-LIPPO Grup-Kristen Evangelis-Jaringan Bisnis para Taipan-Penguasaan Media, dan lain sebagainya.

Namun bukan berarti sebagian dari pengunjuk rasa ini hanya ikut-ikutan saja. Tidak engku dan encik sekalian. Mungkin engku dan encik yang berfaham SEPILIS berpandangan bahwa mereka adalah korban propaganda Kaum Fanatik. Sekarang kami coba bertanya “Siapakah selama ini yang menguasai media dan berusaha mengendalikan dan menyesatkan Opini Publik!?”

Nenek Mujahid Sumber: https://www.facebook.com/groups/ranahminang.tolak.pemurtadan/1435931483286686/?notif_t=group_comment_replyNenek Mujahid 
Sumber: https://www.facebook.com/groups/ranahminang.tolak.pemurtadan/1435931483286686/?notif_t=group_comment_reply
Terdapat getaran halus dalam hati setiap muslim yang akan bereaksi apabila mereka merasakan ancaman terhadap agama, adat, dan tanah leluhur mereka. Semangat jihad akan langsung berkobar, Si Lemah akan menjadi Kuat, Si Pandir akan menjadi Pandai, orang tua renta akan menjadi muda kembali. Seperti kisah yang dituturkan oleh salah seorang satgas demo. Dimana engku ini mengisahkan perihal seorang nenek-nenek yang datang dikawani cucu beliau untuk ikut serta berdemo. Walau sudah ditegah karena panitia khawatir dengan kesehatan serta keselamatan Sang Nenek, namun beliau bersikeras "Disisa umur nenek ini...inilah yang dapat nenek sedekahkan untuk agama kita..." ujar Sang Nenek..

Subhanallah..

Satu hal yang kami takutkan ialah tatkala kami menyadari bahwa kami benar akan beberapa perkiraan (prediksi) mengenai sesuatu hal. Sebut saja bahwa kami telah mengira mengenai sikap dan pandangan orang-orang pada suatu Bandar utama di Minangkabau. Ada beberapa perkiraan kami mengenai mereka ini:

  1. Sebagian penduduk di Bandar tersebut telah jauh dari adat. Ketika ditanya “Apakah engku orang Minangakabau?” mereka menjawab “iya”. Ketika ditanya balik “Bersukukan apakah engku ini?” yang ditanya diam “Kamanakan Datuak apakah engku ini?” yang ditanya malah memperlihatkan tatapan aneh. Sudah banyak kejadian serupa itu yang kami dapati, tidak hanya di bandar ini namun pada tempat-tempat lain di Alam Minangkabau ini.
  2. Kemudian apabila dilihat dari gaya hidup masyarakatnya, sungguh mengherankan. Di beberapa Bandar di Minangkabau ini pada pukul sembilan sudah lengang sedangkan di Bandar ini justeru semakin malam semakin semarak (serupa dengan bandar-bandar besar lainnya). Banyak perempuan-perempuan yang berkeliaran pada malam hari di Bandar ini, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa. Pernah dahulu ada keinginan dari  beberapa orang anggota dewan di Bandar tersebut yang hendak mengeluarkan Perda pelarangan keluar malam bagi perempuan. Perda tersebut langsung ditentang dan digagalkan oleh orang-orang yang mengaku intelek serta pembela HAM.
  3. Pernah salah satu koran setempat membuat suatu laporan khusus mengenai kehidupan malam di Bandar tersebut. Sungguh mencengangkan, perzinahan, minuman tuak, serta berjudi sudah menjadi hal yang biasa. Pernah juga tersingkap beberapa masa yang silam kejadian Penari Telanjang pada salah satu kafe/pub/bar/diskotek atau entah apa itu namanya. Hingga kini kami belum tahu bagaimana perkembangan kasusnya. Bahkan pada satu titik tempat para Lonte biasa mangkal dikabarkan tak pernah sepi “Tatkala gempa beberapa tahun yang silam, pada malam gempa terjadilah tempat itu lengang, malam berikutnya para Lonte itu telah kembali beropeasi. Na’uzubillah..”
  4. Hanya di Bandar inilah berlaku suatu keadaan yang ganjil, membuat pening kepala, serta geram hati ini dibuatnya dimana seorang Kafir diangkat menjadi Penghulu oleh sekelompok datuk di bandar ini. Sungguh sudah terbalik dunia ini agaknya..
  5. Berbagai kasus perzinahan sudah menjadi lazim dikalangan bujang dan gadis di bandar ini. Mulai dari SMP hingga anak Kuliah pernah merasakan nikmatnya dunia yang satu ini.
Demikianlah kesimpulan kami untuk sementara ini engku dan encik sekalian. Orientasi sebagian dari generasi muda di bandar ini ialah Jakarta, gaya hidup Jakarta, Jakarta Life Style. Oleh karena itu mereka sudah tak sabar menanti ada orang yang akan mengubah kota mereka nan buruk ini menjadi sebuah kota yang moderen dan gemerlap.
Ilustrasi Gambar: https://www.facebook.com/groups/ranahminang.tolak.pemurtadan/1435931483286686/?notif_t=group_comment_replyIlustrasi Gambar: 
https://www.facebook.com/groups/ranahminang.tolak.pemurtadan/1435931483286686/?notif_t=group_comment_reply
Sebuah bandar dimana mereka dapat berjalan naik angkutan masal yang keren serupa di filem-filem. Atau sarapan pagi di suatu kafe atau menggenggam makanan cepat saji di tangan yang satu serta menyeruput segelas kopi di tangan yang lain. Tengah harinya lunch di restoran terkenal atau pada sebuah kafe di mall. Petang hari sepulang kerja mangkal di tempat keren bersama kekasih hati sambil mendengar lantuna musik dari penyanyi kafe. Malamnya makan malam di sebuah kafe atau di klub malam, kemudian melanjutkan dengan menghabiskan malam dalam hentakan musik di diskotik.

Atau bagi mereka yang bekerja lembur mereka dapat memesan makanan cepat saji pada salah satu gerai di bandar tersebut. Persis seperti yang mereka lihat di filem-filem dan sinetron atau mereka dengar dari beberapa orang kawan mereka yang bekerja pada salah satu kota besar di republik ini. Duhai manisnya..

Itulah mimpi mereka dan mereka sangat marah sekali tatkala mimpi mereka yang sudah hampir menjadi kenyataan rupanya diganggu dan berusaha digagalkan oleh sekelompok fanatik yang bergerak atas dasar agama.

“Cis.. dasar munafik, padahal dibalik janggut panjang, gamis dalam, serta jilbab lebar mereka itu tersimpan keinginan yang sama. Menikmati hidup, bersenang-senang, kalau mereka hendak jujur, namun tidak sebab mereka para Fanatik Munafik..!” begitulah kira-kira kata mereka.

Telah banyak kami dengar dan telah pula kami coba-coba melihat-lihat keadaan kehidupan malam di bandar tersebut. Na’uzubillah, sungguh menggenaskan untuk daerah seperti Sumatera Barat. Cukup Bandar ini sajalah yang rusak, jangan sampai hendaknya ke bandar-bandar yang lain di Minangkabau ini. Tak perlu pula kiranya kami sebutkan satu-persatu lokasi dan jenis tempat hiburan tersebut.

Benar apa yang dikatakan beberapa orang penentang demo ini di Bandar tersebut “Yang ikut berdemo beberapa hari yang lalu itu sebagian ada yang berasal bukan dari Bandar ini. Jadi tidak benar apabila mereka membawa aspirasi penduduk di bandar ini. Penduduk Bandar ini justeru diam dan tenang-tenang saja karena kami merupakan orang-orang yang penuh TOLERANSI..”

Benar, Bandar ini telah Jatuh ke Tangan Para Sepilis. Akankah kita biarkan begitu saja atau kita selamatkan penduduk Bandar ini. Serta kita rebut kembali Bandar ini dari tangan para Munafik dan Orang-orang Kafir itu. Bandar ini hanyalah permulaan, sasaran mereka berikutnya ialah bandar-bandar lain serta kawasan lain di Alam Minangkabau ini. Masalah yang terjadi di Bandar tersebut bukan hanya urusan dan milik dari penduduk dari Bandar tersebut. Melainkan juga merupakan urusan kita semua Anak Minangkabau. Kita orang Minangkabau terlalu cerdik untuk dapat dikota-kotakkan serupa itu.

Sama seperti seruan salah seorang Kaum Munafik beberapa masa yang dahulu “Urusan yang menimpa Palestina, Irak, Afganistan, dan lain-lain negeri itu ialah urusan dalam negeri mereka. Kita tak usah turut campur. Masih banyak yang perlu kita urus dalam negara ini. Mengurus negara sendiri tidak becus, apatah ini mengurus negara lain..”

Sungguh geram dan panas hati kami tatkala mendengar pernyataan kurang ajar tersebut. Tengok sajalah, suatu masa kelak akan kita balas mereka itu, Insya Allah..

No comments:

Post a Comment