Bagian.1
Kabar
perihal pemurtadan (Kristenisasi) yang berlaku di Minangkabau
sesungguhnya telah lama terdengar. Namun kebanyakan orang Minangkabau
menganggapnya sebagai angin lalu saja, tak hendak memberi perhatian.
Kami tak hendak mencemooh orang-orang yang melalaikan kabar ini namun
kami mencoba untuk memahami berbagai keadaan orang-orang zaman sekarang.
Ada yang terlalu berat beban hidupnya, sehingga untuk memikirkan nasib
diri dan keluarga saja sudah tak tanggung susahnya apatah ini memikirkan
nasib orang se Alam Minangkabau ini.
Ada pula yang terlalu sibuk
dengan terlena dengan pekerjaan atau urusan pribadi sehingga terlupakan
akan bahaya sedang menuju ke hadapan Minangkabau. Atau mungkin ada yang
telah pasrah saja karena melihat keadaan peri kehidupan orang
Minangkabau masa sekarang yang semakin jauh dari agama dan adat. Menegur
kamanakan di rumah saja sudah tak bisa apatah ini orang se Alam
Minangkabau.
Namun yang terparah ialah orang-orang yang telah jauh
dari tuntunan agama dan adat. Merasa diri paling pandai dari sekalian
orang Minangkabau ini sehingga cenderung merendahkan saudara
sebangsanya. Berfahamkan kebebasan (liberal), tak hendak memikirkan
orang banyak “fikirkan saja diri sendiri, untuk apa engku memikirkan
orang lain..!!” kata mereka.
Orang-orang serupa ini tak hendak
menghiraukan orang lain “Selama orang lain mengerjakan perkara-perkara
yang tidak merugikan saya maka tak ada perlunya saya mencampurinya..!!”
jawab mereka.
“Agama itu urusan pribadi, tak usah dicampur adukkan
dengan ekonomi, politik, pemerintahan, dan kehidupan umum lainnya.
Agama itu antara saya dengan Tuhan, engkau tak perlu turut campur
perkara saya beragama..!!” kata mereka lagi.
Na’uzubillah..
Semenjak
usaha investasi yang hendak dilakukan oleh LIPPO Grup dengan Siloamnya
menyeruak di Propinsi Sumatera Barat maka dengan segera mengemuka
kembali kabar pemurtadan atau pengkafiran ini kepermukaan. Namun yang
membuat kami tak habis fikir ialah rupanya banyak jua orang-orang yang
mengaku Minangkabau mendukung kedatangan LIPPO Grup dengan Siloamnya di
Kota Padang.
Mereka ialah orang-orang yang menganggap rendah,
picik, dan fanatik para penentang Siloam. Bagi mereka, mereka ialah
golongan yang tercerahkan[1] . Telah moderen dan luas pergaulan hidupnya, telah lebih maju dan tercerahkan pola fikir mereka. Namun benarkah demikian?
Itu
semua masih dapat diperdebatkan duhai engku dan encik sekalian. Sebab
konsep mengenai kemajuan itu sendiri mereka tak faham. Hanya membeo
tatkala guru[2]
mereka bercakap kemajuan dan mereka terima begitu saja karena sangat
kagumnya dengan pendirian dan pemikiran sang guru. Bukankah orang yang
demikian itulah yang fanatik duhai engku dan encik sekalian?
Sekarang marilah kita kembali ke kabar Kristenisasi, kita ajukan pertanyaan pokok “Benarkah ada Kristenisasi di Sumatera Barat?”
Jawabnya ialah “Ada..”
Kemudian ditanya lagi “Mana buktinya..!?”
Orang
yang mengajukan pertanyaan serupa ini biasanya telah habis akalnya
serta telah naik darahnya (emosi). Akan kami coba menerangkan kepada
engku dan encik sekalian.
Kasus pertama yang berhasil kami ketahui
ialah perihal Adik dari Haji Agus Salim yang bernama Abdoel Chalid
Salim yang mulanya Islam kemudian menjadi Komunis dan akhirnya menjadi
Penginjil. Dia berganti nama menjadi Ignatius Franciscus Michael Salim(sering disingkat: I.F.M. Salim).[3]
Mungkin
engku dan encik akan mencemooh kami “Itu bukan Kristenisasi namanya,
bukankah murtadin yang satu ini memeluk Kristen tatkala melarikan diri
di Eropa!?”
Memang benar demikian engku dan encik sekalian. Namun setidaknya inilah pembuka jalan, pada masa sekarang mungkin belum basirobok
(bersua) benang merahnya oleh kita. Sekarang marilah kita lanjut pada
yang kedua yakni seorang yang bernama Abdul Wadud Karim Amrullah (AWKA),
seorang Minangkabau yang menjadi pendeta di Gereja Pekabaran Injil
Indonesia (GPII) di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Dia
merupakan adik seayah dari Buya Hamka, engku dan encik tentunya terkejut
mendengar hal ini.
Orang ini juga dikenal dengan nama Pendeta
Willy Amrul dan terlibat dengan kasus Wawah pada tahun 2001 yang lalu.
Kalau dilihat dari kisah hidupnya tampaknya ia berusaha menutup-nutupi
penyebab murtadnya dari Islam. Sekali lagi metode pernikahan, isteri,
dan anak sangat mematikan sekali jika digunakan untuk mengkafirkan
seorang muslim. Kepada engku dan encik sekalian berhati-hatilah memilih
pasangan, jangan karena mereka mau bertukar agama hanya untuk menikah
dengan kita lalu kita langsung menyambutnya. Siapa tahu itu hanyalah
tipuan licik mereka.[4]
Kemudian
kasus Wawah yang sangat menyedihkan dimana siswi salah satu MAN di Kota
Padang ini diculik, diperkosa, dan dibabtis oleh sekelompok penginjil
di Kota Padang. Kami harap engku dan encik jangan pernah melupakan kasus
ini karena kasus inilah yang menghantarkan kita kepada Yanwardi Koto
nantinya.
“Hah.. Cuma segitukah bualan engkau di blog ini..!” cemooh engku kepada kami.
Tentunya
tidak, kalau dibuatkan daftarnya tentulah banyak kasus-kasus
Kristenisasi. Dimana sebagian besar kasus ini tidak dapat diproses
secara hukum. Kami tak tahu apa sebab, sebab kami bukan orang hukum
makanya tak tahu segala persoalan dari sudut pandang ini. Pada sekitar
tahun 2000-an sangat sering terjadi kasus pemurtadan (kristenisasi) di
kalangan para mahasiswi. Ada yang dihamili, diperkosa, diajak menikah,
dibuat kerasukan jin kristen, diberi bantuan dana, dan lain sebagainya.
Hal ini sempat membuat geram orang Minangkabau.
Ada
pula sekelompok anak-anak miskin dari pedalaman Minangkabau yang dibawa
ke luar dari Sumatera Barat. Tujuannya ialah untuk menyiapkan mereka
sebagai prajurit[5]
yang akan menghadapi saudara-saudara mereka sesama etnis Minangkabau.
Kemudian kasus perkosaan yang dilakukan oleh dokter di salah satu rumah
sakit kristen di Kota Padang. [6]
Payakumbuh
tampaknya menjadi target utama di kawasan Darek. Pata tahun 2003
sekelompok mahasiswi (akhwat) kesurupan dengan menyebut-nyebut nama
tuhan orang Kristen. Kemudian kasus yang sama juga menimpa beberapa
orang siswi salah satu MAN di kota ini. Dan yang terakhir ialah kasus
seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Limo Puluah Koto. Murtad hanya
karena faktor ekonomi, kisah lama namun nyata dan terus terulang.[7]
Kemudian
pada saat terjadi bencana di Sumbar, banyak pula berdatangan bantuan
dari berbagai LSM. Salah satunya ialah LSM misi Kristen, pernah
menyeruak kabar pemurtadan namun segera hilang dari ranah pemberitaan –
Ada apakah dengan media di Sumbar? Telah dikuasai SEPILIS pulakah? –
kalaupun ada yang menyebut-nyebut maka akan ditertawakan oleh
orang-orang “Manakan ada yang demikian, sudah syukur ada orang yang
hendak membantu awak. Sesama orang awak saja bahkan sesama muslim saja
terkadang sudah tak hendak membantu meringankan kesusahan saudara
sendiri..!”[8]
Serta masih banyak lagi kasus lainnya yang tak dapat kami ungkapkan disini.
Kalaulah
engku dan encik hendak membuka mata lahir dan bathin (hati) maka
tengoklah dan renungilah betapa Minangkabau pada masa sekarang sedang
berada dalam ancaman besar yang tidak main-main. Hanya karena mikirkan
dunia makanya engku dan encik menafikan hal ini. Yang ada di pelupuk
mata engku dan encik saat ini hanyalah bagaimana caranya agar Sumatera
Barat ini “MAJU” secara materi. Dan AGAMA itu tak ada hubungannya dengan
EKOMOMI.
Seperti peringatan Allah dalam Al Qur’an “Dan apabila mata , hati, kaki, dan tangan mereka telah ditutupi oleh Allah. Maka tiada daya dan upaya bagi untuk membukanya..”
Semoga kita terjauhkan dari orang-orang serupa ini hendaknya..
Amin..
[1]
“tercerahkan” ialah kata yang sering dipakai oleh penganut Masonik.
Tanpa disadari orang-orang Islampun ikut meniru dan mengadopsi kata
tersebut dan menjadikannya perbendaharaan berbahasa sehari-hari. Dalam
Bahasa kita Umat Islam, dikenal sebuah istilah yakni “Tersingkap Tabir
yang selama ini menutupi hatinya..”
[2]
Guru tak mesti orang yang langsung mengajarkan suatu ajaran kepada kita
secara tatap muka. Dapat saja berupa bahan bacaan apakah itu buku atau
berbagai tulisan di internet. Atau hasil diskusi dengan orang-orang yang
sefaham, dan lain sebagainya.
[3] Lihat selengkapnya http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1051
[5] kader
[6] Untuk lebih rincinya silahkan engku dan encik baca di http://blogminangkabau.wordpress.com/2012/04/19/minangkabau-sumatera-barat-dalam-incaran-salibiyah-pemurtadan/
[7] Untuk lbih lanjut kunjungi http://becomemoslem.blogspot.com/2011/01/kristenisasi-incar-akhwat.html dan baca tautan ini https://www.facebook.com/groups/ranahminang.tolak.pemurtadan/permalink/1427121660834335/
No comments:
Post a Comment