![]() |
Gambar Ilustrasi: Internet |
Tuan, masihkah tuan ingat dengan Gaza. Sebuah kawasan kecil di Timur
Tengah yang selama ini selalu dengan sabar bertahan dari serangan dari Tentara
Zionis Israel. Apakah didukung ataupun tidak, rakyat Gaza dan para pejuang
mujahid mereka tetap berjuang berjihad di Jalan Allah, Alhamdulillah masih
tetap bertahan. Bahkan Zionis menderita banyak kekalahan ketika memutuskan
untuk mengirim pasukan mereka masuk ke Gaza.
Negeri kecil ini ternyata menyimpan banyak cerita. Tidak hanya kisah
para mujahid yang menggetarkan hati dimana segala penderitaan yang selama ini
kita keluhkan serasa kecil tak berarti jadinya. Diantara kisah yang menjadi
santapan sehari-hari rakyat Gaza ialah masalah listrik dan air.
Bagaimanakah kisah mereka ini?
Pada masa sekarang listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar dan
penting bagi kehidupan masyarakat di setiap belahan dunia. Setiap masyarakat
yang telah tersentuh oleh modernitas
sangat membutuhkan listrik sebagai penunjang aktivitas kehidupan mereka
sehari-hari. Listrik adalah energi dasar yang sangat diperlukan dalam
menggerakan setiap kehidupan.
Begitupulalah dengan Gaza, masyarakat di sana juga membutuhkan listrik
dalam kehidupan mereka. Gaza memiliki satu pembangkit tenaga listrik yang mana
hanya memenuhi sekitar 25% kebutuhan listrik penduduk Gaza. Pembangkit Listrik
di Gaza hanya memproduksi 80 Megawat dari 300 Megawat yang dibutuhkan Gaza.
Akibatnya di Gaza selalu terjadi pemadaman listrik bergilir, dimana hal ini
menimbulkan masalah baru nantinya.
Sama dengan kejadian di Indonesia ketika pemadaman listrik bergilir
sering terjadi beberapa tahun yang lalu. Dimana genset menjadi satu-satunya solusi yang diminati oleh sebagian
penduduk yang beruang di negeri ini. Genset
beragam ukuran dibeli sesuai dengan kemampuan. Begitupulalah dengan Gaza, genset menjadi solusi untuk permasalahan
krisis listrik ini.
Namun muncul masalah baru, yakni terancamnya jiwa. Kenapa?
![]() |
Gambar Ilustrasi: Internet |
Genset yang dijual dipasaran
Gaza berasal dari Cina. Telah terjadi beberapa kecelakaan mematikan yang
merenggut korban jiwa di Gaza. Semuanya ini disebabkan oleh genset.
Genset ini juga menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Coba tuan
bayangkan tatkala jiran kita di kampung memakai mesin Genset, betapa memekakkan
bukan. Nah, cobalah bayangkan sekitar 5 rumah yang saling berdekatan
menggunakan genset. Seperti apakah kedengarannya kira-kira?
Konsekuensi lain ialah, di Gaza banyak sekali terdapat bengkel-bengkel
reparasi Genset. Hal ini tentunya menjadi lahan bisnis yang cukup menguntungkan
karena daya tahan rata-rata genset di Gaza hanya satu bulan. Dan masing-masing
rumah rata-rata memiliki dua genset.
Masalah berikutnya ialah masalah air. Air yang dibagikan oleh
pemerintah di Gaza sangatlah tidak bersih, hal ini wajar karena keadaan di
Padang Pasir memang sangat susah untuk mendapatkan air bersih. Namun akibat
krisis listrik di Gaza maka pendistribusian airpun menjadi terkendala.
Akibatnya di Gaza sudah semenjak lima tahun yang lalu berlangsung
bisnis jual air yang dijual melalui truk-truk tangki yang berjalan keliling pemukiman
di Gaza.
Ini merupakan sekelumit kisah perasaian saudara-saudara kita di
Palestina. Israel sering menggunakan listrik sebagai ancaman terhadap penduduk
kota ini. Telah beberapa kali Pembangkit Listrik mereka diserang oleh angkatan
perang Zionis.
No comments:
Post a Comment