![]() |
Genangan air di Bundaran Hotel Indonesia (Salah Satu Icon Jakarta) Ilustrasi Gambar: Internet |
Banjir Jakarta, merupakan
topik terhangat yang saat ini yang menjadi bahan perbincangan orang-orang. Ada apa
dengan Jakarta? Masalah yang sama selalu terulang setiap tahun, terkadang hanya
berlangsung singkat dan tidak begitu parah. Namun adakalanya berlangsung lama
dan berlangsung cukup parah.
Seperti yang tengah terjadi
saat ini, air menggenangi hampir sebagian besar Kota Jakarta. Biasanya hanya
menyerang pemukiman pinggiran, orang-orang miskin dan kalangan kelas bawah
lainnya. Namun tampaknya untuk kali ini Allah berlaku adil, semua mendapat
jatah merata. Tidak hanya pemukiman kelas atas, melainkan juga pusat
perkantoran elit, kantor pemerintahan, hingga ke jalan-jalan utama di Jakarta. Semuanya
dibagia rata secara adil. Memang Allah itu Maha Adil.
Menarik menyimak penuturan
Gubernur Jakarta beberapa hari yang lalu (kalau tak salah hari Rabu tanggal 16
Januari 2013) disaat beliau mengunjungi dan membagikan bantuan kepada para
pengungsi korban banjir Jakarta. Menurut sang gubernur, banjir kali ini tidak
separah tahun 2007. Memang banjir 2007 sampai saat itu tercatat sebagai banjir
terparah yang diterima Jakarta. Hampir seluruh Jakarta digenangi air. Genangan
air saat itu bahkan ada yang mencapai 4-6 m.
Namun apa daya berselang
sehari selepas itu, Jakarta diguyur oleh hujan deras. Akibatnya debit air
menjadi naik. Benarkah banjir kali ini tidak separah banjir yang terjadi pada
tahun 2007? Atau bahkan lebih parah?
![]() |
Ilustrasi Gambar: Internet |
Namun angin sedang berfihak
kepada sang gubernur, semenjak pencalonan dirinya, sosoknya telah menjadi
idola, diagung-agungkan banyak orang. Yang menjadi fansnya tidak hanya penduduk Jakarta akan tetapi telah merambah ke
daerah-daerah yang orang-orangnya masih mudah terpengaruh oleh propaganda. Tak ada
yang mengkomplain pernyataan sang gubernur ketika itu. Tak ada, n this time he still the Golden Boy.
Yang menjadi sorotan banyak
fihak saat ini ialah beberapa orang korban
yang terjebak di ruang bawah tanah (basement) pada salah satu pusat
perbelanjaan di Jakarta. Ruang bawah tanah sangat lazim digunakan sebagai
tempat parkir dan sebagian sebagai gudang pada gedung-gedung pencakar langit di
Jakarta. Ada beberapa orang yang telah berhasil diselamatkan, namun kebanyakan
dari mereka masih terperangkap di dalam ruang bawah tanah tersebut.
Sebagian orang telah
menerka-nerka, bahwa sangat kecil kemungkinan bagi mereka yang berada di bawah
sana untuk selamat. Kecuali di ruangan bawah tanah tersebut terdapat ruang
persembunyian yang kedap air dan memiliki persediaan oksigen.
Benar saja, beberapa saat
(Sabtu, 19 januari 2013)[1]
yang lalu didapat kabar bahwa beberapa korban meninggal telah berhasil
dievakuasi dan telah dibawah ke rumah sakit untuk diotopsi dan baru setelah itu
diserahkan kepada keluarga.
![]() |
Arus air yang memasuki ruang bawah tanah salah satu Plaza di Jakarta Ilustrasi Gambar: Internet |
Menjadi keheranan tatkala
hari Jum’at tanggal 18 Januari yang lalu tersiar kabar bahwa terjadi pengusiran
beberapa orang wartawan yang melakukan peliputan di plaza tersebut mengalami
pengusiran. Yang melakukan pengusiran ialah fihak keamanan gedung.
Apa gerangan yang terjadi? Bukankah
ini bencana alam? Fihak pemilik dan pengelola gedung tidak dapat dimintai
pertanggung jawaban karena mereka juga korban?
Lalu kenapa mereka
melakukan tindakan semacam ini? ada apa gerangan?
Sangat menarik sekali
melihat banyak orang melakukan ulasan dari berbagai sudut pandang perihal
bencana banjir di Jakarta ini. Dan anehnya, sang gubernur tidak begitu disorot.
Tampaknya hingga saat ini dan sampai waktu yang tak dapat ditentukan, bulan madu antara media dengan sang gubernur
masih akan berlangsung.
Kita nanti saja, banyak
orang sudah tak sabar untuk melihat akhir seperti apa yang akan terjadi antara
sang gubernur dengan media. Akan samakah dengan keadaan yang menimpa hubungan sang
presiden dengan media?
Wallahualam..
[1]
Berdasarkan berita yang disaksikan pada salah satu stasiun tv yang menyajikan
kabar ini secara langsung.
No comments:
Post a Comment