![]() |
Perempuan Koto Gadang |
Gambar: Internet |
Perempuan ialah lambang kehormatan bagi orang Minangkabau, mereka
dimuliakan dan dituahkan dengan Rumah Gadang dan harta pusaka. Sedangkan
lelaki hanya dituahkan dengan Gelar Pusaka. Namun banyak jua orang
Minang yang tak begitu faham dengan adat serta orang luar yang memandang
adat Minang ini dengan penuh prasangka dan cemburu. Mereka semua
berpendapat berlainan..
Pakaian kemualiaan seorang perempuan
Minangkabau ialah Baju Kurung. Pakaian ini sebenarnya tidak hanya
dipakai oleh perempuan Minangkabau saja, akan tetapi seluruh perempuan
di Alam Melayu menggunakannya. Saat ini, hanya orang-orang Melayu di
Malaysia yang masih mempertahankan pakaian ini. Sehingga banyak orang
Minangkabau yang tak faham apabila disebut perihal baju kurung maka
mereka akan berseru “O baju yang serupa dipakaia oleh orang Malaysia
itu..?”
Sungguh sangat kasihan sekali orang Minangkabau, telah lupa dengan jati diri, telah lupa dengan diri sendiri.
Baju
kurung merupakan baju yang lapang tidak berlekuk seperti kebaya. Lurus
kebawah dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh perempuan, panjangnya
mencapai betis kaki. Kemudian di bawahnya digunakan kodek yakni
dari kain sarung dengan jenis bernama “Kain Sarung Jawa”. Kodek dipakai
sebagai ganti rok, rok belum dikenal oleh orang dahulu atau tidak ada
dalam kebudayaan orang Minangkabau.
Baju kurung dahulu rata-rata ialah baju kurung basiba,
yakni tidak berjahit dibahu melainkan di siku. Baju jenis ini sudah
jarang kita temui di Minangkabau pada masa sekarang. Telah habis
termakan zaman, ditinggalkan oleh anak kamanakan. Tinggal kenangan bagi
orang tua renta, memandang dengan pahit pakaian anak gadis sekarang.
“Mungkin
baju kuruang akan tamat riawayatnya seiring dengan khatamnya umur yang
ada pada badan..” begitulah kira-kira isi hati mereka.
Kemudian, pakaian ini dihiasi dengan selendang bagi perempuan-perempuan yang tidak suka memakai lilik.
Selendang ada yang sekedar jadi hiasan di bahu ataupun leher, ada juga
yang dipakai sebagai kerudung. Bagi perempuan yang agak “preman” mereka
hanya menjadikan selendang sekedar hiasan. Bagi yang agak bataratik
agak sedikit mereka akan menutupi rambut mereka dengan selendang
tersebut maka jadilah kerudung. Bagi yang kuat agamanya, maka mereka
akan memakai lilik.[1]
Lilik
ialah serupa dengan jilbab hanya saja berbeda pada bentuk dan teknik
pemakaian. Pemakaian lilik sangatlah payah (rumit). Sudah tidak dipakai
oleh kaum perempuan zaman sekarang karena dianggap menyusahkan. Kalau
tak salah, hingga sekarang, anak sekolah MTsN dan MAN masih memakainya.
Lilik berupa kain kerudung berukuran lebar sekitar 60 cm dan panjang sekitar 1,5-2 m. Dinamakan lilik
karena teknik pemakainya memanglah dililitkan ke kepala. Lilik lazim
dipakai oleh orang-orang zaman dahulu. Pada masa sekarang mulai banyak
ditinggalkan. Bahkan anak gadis sekarang tidak pandai atau tahu cara
memakai lilik.
No comments:
Post a Comment